Kisah Inspiratif Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad al-Qurthubi: Rela Jadi Pengemis Asal Bisa Belajar

Ilustrasi Seorang Murid dan Mursyid. (Foto: Istimewa)

ZONA PIRASI, BIREUEN - Dalam sejarah Islam, terdapat banyak kisah inspiratif dari para ulama yang menunjukkan kegigihan mereka dalam menuntut ilmu. Salah satu kisah luar biasa adalah perjalanan Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad al-Qurthubi, seorang ulama asal Andalusia yang rela berkorban demi belajar dengan gurunya, Imam Ahmad bin Hambal.

{tocify}

Perjuangan Menuntut Ilmu dari Andalusia ke Baghdad

Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad al-Qurthubi lahir di keluarga yang kurang mampu secara ekonomi. Namun, keterbatasan itu tidak menghalanginya untuk terus mencari ilmu. Ia mengembara dari satu kota ke kota lain, bahkan lintas negara, demi memperdalam ilmunya. Beberapa negara yang pernah ia singgahi dalam perjalanan ilmunya antara lain Maroko, Aljazair, Tunisia, hingga Yordania.


Perjalanannya yang paling bersejarah adalah ketika ia memutuskan untuk belajar kepada Imam Ahmad bin Hambal di Baghdad. Dengan tekad yang kuat, ia menempuh perjalanan jauh dari Makkah ke Baghdad. Namun, setibanya di sana, ia mendengar kabar bahwa majelis pengajian Imam Ahmad sedang dicekal.

Bertemu dengan Imam Ahmad bin Hambal

Setelah tiba di Baghdad, Baqi menyewa tempat untuk beristirahat sementara. Ia kemudian mengetahui adanya halaqah (majelis ilmu) yang dipimpin oleh seorang ulama bernama Yahya bin Ma’in, yang merupakan sahabat dekat Imam Ahmad bin Hambal. Dari sana, Baqi mendapatkan informasi tentang alamat rumah gurunya.  

Dengan penuh semangat, ia mendatangi rumah Imam Ahmad dan terjadilah percakapan berikut:  

"Wahai Abu Abdillah, aku datang dari jauh. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di negeri ini. Tujuanku satu, ingin belajar hadits kepada tuan," ucap Baqi.  

"Masuklah, jangan sampai ada orang yang melihatmu," jawab Imam Ahmad.

"Dari mana asalmu?"*

"Dari ujung barat."

"Afrika?"

"Lebih jauh dari Afrika. Untuk pergi dari negeriku hingga ke Afrika harus mengarungi lautan. Aku berasal dari Andalusia."


Mendengar itu, Imam Ahmad terharu mengetahui jarak jauh yang ditempuh oleh Baqi hanya untuk menuntut ilmu. Namun, karena situasi saat itu tidak memungkinkan, Imam Ahmad menjelaskan bahwa ia sedang dalam masa ujian dan dilarang mengadakan pengajian.  

Namun, Baqi tidak menyerah. Ia mengusulkan solusi agar tetap bisa belajar tanpa diketahui orang lain.  

"Jika tuan mengizinkan, aku akan rutin datang ke sini dengan menyamar sebagai pengemis. Setiap hari, jika tuan bisa menyampaikan satu hadits saja untukku, itu sudah cukup," pinta Baqi.  

Imam Ahmad pun menyetujui ide tersebut dengan syarat kedatangan Baqi tidak diketahui oleh siapapun, termasuk para ahli hadits.  

Belajar Hadits dengan Menyamar sebagai Pengemis

Keesokan harinya, Baqi mengenakan pakaian lusuh dan membawa tongkat layaknya seorang pengemis. Ia berdiri di depan rumah Imam Ahmad dan berkata:  

"Semoga Allah memberi balasan kebaikan kepada tuan, semoga Allah memberikan rahmat kepada tuan. Orang yang meminta sudah berada di dekat rumahmu."


Di balik pintu, Imam Ahmad menyampaikan hadits kepadanya secara rahasia. Rutinitas ini berlangsung cukup lama hingga akhirnya larangan terhadap Imam Ahmad dicabut, dan ia kembali diizinkan mengajar secara terbuka.

Karena melihat kesungguhan dan kesabaran Baqi dalam menuntut ilmu, Imam Ahmad pun memberinya tempat khusus dalam majelisnya.

Pelajaran dari Kisah Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad al-Qurthubi

Kisah perjuangan Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad al-Qurthubi memberikan banyak pelajaran berharga bagi para penuntut ilmu, antara lain:  

  1. Kesabaran dan Ketekunan – Perjalanan jauh dan tantangan tidak menyurutkan semangatnya untuk menimba ilmu.
  2. Pengorbanan dalam Menuntut Ilmu – Ia rela menyamar sebagai pengemis demi mendapatkan ilmu dari gurunya.  
  3. Ketulusan dalam Belajar – Bukan popularitas atau keuntungan duniawi yang ia cari, melainkan keberkahan ilmu.  

Sikap gigih seperti ini sepatutnya menjadi inspirasi bagi para pelajar dan pencari ilmu di era modern. Terutama dalam peringatan Hari Guru, semangat belajar Baqi bin Makhlad al-Qurthubi bisa menjadi teladan untuk terus berusaha dalam meraih ilmu, meskipun menghadapi berbagai rintangan.  


Sebagai tambahan, Imam Ahmad bin Hambal sendiri dikenal sebagai salah satu imam besar dalam Islam dan mendapat julukan “Pimpinan Ahlusunnah wal Jama’ah” karena kegigihannya dalam mempertahankan ajaran Islam. 

Kesimpulan

Kisah Abu Abdurrahman Baqi bin Makhlad al-Qurthubi merupakan salah satu bukti bahwa perjuangan dalam menuntut ilmu memerlukan pengorbanan, kesabaran, dan tekad yang kuat. Semoga kisah ini dapat menginspirasi kita semua untuk terus semangat dalam belajar dan menghormati para guru yang telah membimbing kita.

Referensi: Syamsuddin adz-Dzahabi, Siyaru A’lamin Nubala, juz XVI, halaman 26.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Isi komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator itu sendiri.

Lebih baru Lebih lama