![]() |
Raffi Ahmad. [Foto: Ist.] |
ZONAPIRASI.MY.ID – Presenter dan artis ternama, Raffi Ahmad, menyampaikan permohonan maaf atas dugaan pelanggaran dalam program siaran Ramadhan setelah mendapat teguran dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Raffi Ahmad diketahui membintangi program Kuis Gaspol (Games Asyik Paling Nampol) di SCTV dan Berkah Ramadhan di TransTV, yang dalam pemantauan MUI bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terindikasi mengandung unsur kekerasan fisik dan verbal.
Pemantauan yang dilakukan oleh MUI bersama KPI mencakup 10 hari pertama bulan Ramadhan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan program siaran selama bulan suci tetap kondusif dan sesuai dengan nilai-nilai keislaman.
MUI menilai beberapa adegan dalam program yang dibintangi Raffi Ahmad tidak sesuai dengan etika penyiaran Ramadhan. Oleh karena itu, MUI meminta KPI untuk segera memberikan teguran kepada stasiun televisi yang menayangkan program tersebut serta kepada Raffi Ahmad sebagai figur publik yang memiliki pengaruh besar.
Menanggapi teguran tersebut, Raffi Ahmad mengapresiasi langkah MUI dalam meningkatkan kualitas siaran Ramadhan. Ia juga telah berkomunikasi dengan Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, KH Masduki Baidlowi, serta menyampaikan permohonan maaf.
“Saya mengapresiasi langkah MUI yang terus melakukan perbaikan untuk meningkatkan kualitas siaran TV Ramadhan. Saya sudah komunikasi dengan Ketua MUI, Bapak Kiai Masduki Baidlowi, dan saya juga menyampaikan permohonan maaf pada beliau serta kepada MUI," ujar Raffi.
"Ini menjadi pelajaran penting bagi saya. Ini bukan kesengajaan, murni refleks. Saya berkomitmen, insya Allah, untuk siaran ke depan akan lebih baik lagi," tambahnya, dikutip dari laman resmi MUI, Selasa (25/3/2025).
Saat ini, Raffi Ahmad yang juga menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden RI Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni sedang menjalankan tugas ke luar negeri. Ia berjanji akan menemui pimpinan MUI setelah Hari Raya Idul Fitri untuk bersilaturahmi dan membahas kerja sama dalam pembinaan generasi muda Islam.
“Setelah lebaran, kami akan melakukan kerja sama dengan MUI dalam pembinaan generasi muda, khususnya generasi muda Islam, agar dapat berkontribusi lebih dalam mewujudkan generasi emas,” jelas Raffi.
Ketua MUI Bidang Infokom, KH Masduki Baidlowi, menyambut baik respons cepat Raffi Ahmad yang bersedia meminta maaf dan berkomitmen untuk memperbaiki diri.
“Kami mengapresiasi langkah Raffi Ahmad yang dengan cepat merespons teguran ini dan berkomitmen untuk terus berbenah,” ujar Kiai Masduki.
Ia menegaskan bahwa pengawasan siaran Ramadhan bertujuan untuk memastikan lembaga penyiaran menghadirkan tayangan yang positif dan sesuai dengan nilai-nilai bulan suci.
"MUI melakukan pengawasan bersama KPI agar lembaga penyiaran dapat menyiarkan konten yang bermanfaat bagi publik, terutama di bulan Ramadhan. Kami juga akan segera melakukan koordinasi dengan lembaga penyiaran agar penyiaran ke depan lebih baik lagi," sambungnya.
Sementara itu, Ketua MUI Bidang Fatwa, Prof. KH Asrorun Ni’am Sholeh, menilai bahwa tidak ada manusia yang sempurna dan yang terpenting adalah saling mengingatkan untuk kebaikan.
“Tidak ada orang yang sempurna. Yang paling penting adalah saling mengingatkan. Jika ada kekhilafan, maka harus ada komitmen untuk memperbaiki diri. Karena itu, saya mengapresiasi komitmen Raffi Ahmad,” ungkapnya.
Prof. Ni’am juga menilai bahwa reaksi Raffi dalam siaran tersebut kemungkinan besar terjadi secara spontan karena ditayangkan secara langsung (live). Namun, ia tetap mengingatkan bahwa sebagai figur publik, Raffi harus lebih berhati-hati dalam bersikap dan berbicara.
“Saya yakin Raffi Ahmad adalah sosok pekerja keras dan bisa menjadi teladan bagi generasi muda,” tutupnya.
Sebelumnya, MUI meminta KPI Pusat untuk segera memanggil dan menegur stasiun televisi yang menayangkan program siaran Ramadhan yang dinilai bermasalah, termasuk yang dibintangi Raffi Ahmad.
Menurut MUI, dalam beberapa tayangan, Raffi Ahmad diduga mengeluarkan pernyataan yang cenderung merendahkan martabat manusia serta melakukan aksi yang dinilai kurang pantas di bulan Ramadhan.
Sebagai contoh, dalam episode Kuis Gaspol pada 9 Maret 2025, ada adegan seorang talent bernama Fanny yang berjoget dengan pakaian ketat. Selain itu, Raffi sempat melontarkan pertanyaan bernada vulgar “Kalau basah mau diapain?”.
Selain itu, dalam program Berkah Ramadhan di TransTV, ditemukan adegan kekerasan fisik, seperti Raffi membanting rekan sesama artis, Anwar, pada 3 Maret 2025. Kemudian, pada 10 Maret 2025, Raffi memasukkan tisu bekas ke mulut Maxim setelah sebelumnya digunakan untuk mengelap wajah Ivan Gunawan dan Anwar.
MUI menegaskan bahwa siaran Ramadhan seharusnya mencerminkan nilai-nilai kebaikan dan menghormati kesucian bulan puasa. Oleh karena itu, lembaga penyiaran diminta untuk lebih selektif dalam menayangkan program agar tidak melanggar etika penyiaran.
“Media penyiaran harus memahami bahwa Ramadhan adalah bulan suci. Sudah sepatutnya media menghormati dan menyajikan program yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman,” tegas Kiai Masduki.
MUI berharap lembaga penyiaran dapat menghadirkan tayangan Ramadhan yang berkualitas, mendidik, serta sesuai dengan norma dan etika penyiaran.
(end)