![]() |
Ilustrasi Gerhana bulan Total. [Foto: USA today Network via Reuters] |
ZONAPIRASI.MY.ID - Fenomena astronomi langka, Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 14 Maret 2025. Pada saat itu, Bulan akan terlihat berwarna merah, sehingga sering disebut "Blood Moon" atau "Bulan darah"
Gerhana Bulan total ini menjadi yang pertama sejak November 2022, sebagaimana dilaporkan oleh NASA.
Jadwal Gerhana Bulan Total Maret 2025
Menurut Thomas Djamaluddin, peneliti utama bidang astronomi di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), fenomena ini akan berlangsung pada Jumat, 14 Maret 2025.
Gerhana Bulan total terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar, sehingga menyebabkan Bulan memasuki bayangan inti (umbra) Bumi.
Saat fase puncak, Bulan akan terlihat merah, tetapi dalam kondisi tertentu bisa tampak kecoklatan karena partikel debu di atmosfer, seperti debu vulkanik.
Mengutip Space, gerhana ini akan berlangsung sekitar enam jam, dengan tahapan sebagai berikut:
- Gerhana Penumbra – Bulan mulai kehilangan kecerahannya saat memasuki bayangan samar Bumi.
- Gerhana Parsial – Bulan perlahan berubah warna menjadi merah saat memasuki umbra.
- Gerhana Total – Puncak gerhana terjadi ketika seluruh permukaan Bulan berada di dalam umbra, yang berlangsung 65 menit.
Berdasarkan informasi dari akun Instagram Planetarium Jakarta, @planetariumjkt, Bulan akan mencapai fase purnama dengan puncak gerhana pada 13.54 WIB.
Wilayah yang Bisa Melihat Gerhana Bulan Total Maret 2025
Sayangnya, gerhana Bulan total kali ini tidak bisa disaksikan dari Indonesia. Menurut Thomas Djamaluddin, seluruh fase gerhana hanya bisa diamati dari:
- Amerika Utara: Amerika Serikat, Alaska, Hawaii, Kanada, Meksiko
- Amerika Selatan: Brasil, Argentina, Chile
- Eropa: Spanyol, Prancis, Inggris
- Afrika: Afrika Barat, Maroko, Senegal, Tanjung Verde
- Oseania: Selandia Baru
Sebagian wilayah di Eropa, Asia, Australia, dan Afrika juga bisa menyaksikan gerhana sebagian, termasuk kawasan Samudra Pasifik, Atlantik, Arktik, dan Antartika.
Dampak Gerhana Bulan Total di Indonesia
Meskipun tidak dapat diamati langsung, fenomena ini tetap berpengaruh terhadap kondisi alam di Indonesia.
Potensi dampak yang bisa terjadi meliputi pasang maksimum air laut yang bisa meningkatkan risiko banjir rob di wilayah pesisir dan perubahan cuaca ekstrem, seperti hujan lebat dan angin kencang.
Gerhana Bulan total Maret 2025 menjadi salah satu fenomena langka yang menarik untuk diamati, meskipun tidak nampak langsung dari Indonesia.
(rin/rin)